Kategori

BPI

Peluncuran Logo Hari Film Nasional

4 Februari 2025
Oleh: Humas BPI

Estimasi dibaca dalam 2.3 menit

PRESS RELEASE
Peluncuran Logo Hari Film Nasional 

Jakarta, 4 Februari 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Film Nasional (HFN) ke-75 pada tahun 2025, Badan Perfilman Indonesia (BPI) meluncurkan logo baru yang mencerminkan semangat kolaborasi dan persatuan dalam industri film Indonesia. Dengan mengusung tagline "SEJUTA KISAH SATU INDONESIA," logo ini menggambarkan bahwa perfilman nasional adalah cita-cita bersama yang lahir dari kerja kolektif berbagai elemen masyarakat.

Logo HFN ke-75 menampilkan visual futuristik dengan elemen wajah yang tersusun dari titik-titik, menggambarkan keberagaman individu yang berkontribusi dalam membangun industri film. Garis-garis dinamis yang mengiringi elemen tersebut melambangkan aliran cerita yang terus berkembang, menghubungkan sejarah, masa kini, dan masa depan perfilman Indonesia. Filosofi ini menegaskan bahwa film bukan sekadar hiburan, tetapi juga medium yang memperkuat identitas bangsa, mengangkat kisah-kisah rakyat, serta menjembatani nilai-nilai budaya dalam skala nasional maupun global.

Gunawan Paggaru, Ketua Umum BPI, menjelaskan bahwa logo ini merepresentasikan perjalanan panjang industri film Indonesia selama 75 tahun. "Film adalah bagian dari kehidupan dan sejarah bangsa. Setiap kisah yang diangkat dalam film Indonesia adalah potret kehidupan yang menyatukan masyarakat. Tagline ‘SEJUTA KISAH SATU INDONESIA’ menegaskan bahwa film adalah ruang kolaborasi bagi semua pihak—filmmaker, penonton, akademisi, industri, dan pemerintah—untuk bersama-sama memperjuangkan kemajuan perfilman nasional," ungkapnya.

Momentum perayaan ini juga menjadi ajang refleksi terhadap peran film sebagai media diplomasi budaya yang memperkenalkan Indonesia ke dunia. Dengan semakin berkembangnya industri film nasional, baik melalui produksi independen, film komersial, maupun dokumenter, sinema Indonesia telah menjadi jendela bagi dunia untuk memahami kekayaan budaya dan keberagaman masyarakat kita.

Perayaan HFN ke-75 tidak hanya merayakan pencapaian, tetapi juga mendorong berbagai inisiatif baru untuk memperkuat ekosistem perfilman di era digital. HFN ke-75 tahun 2025 ini, BPI merancang dua program utama, yaitu Forum HFN dan Pasar Film Anak Muda. Selain itu, HFN juga akan memberikan apresiasi kepada film-film yang tidak hanya berhasil menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan kebangsaan yang relevan.

Penghargaan ini mencerminkan semangat “Sejuta Kisah Satu Indonesia”, di mana setiap film yang menerima anugerah adalah cerminan dari keragaman budaya, kekayaan tradisi, dan nilai luhur bangsa.

HFN diharapkan menjadi titik tolak bagi industri film Indonesia agar semakin maju dan inklusif, melibatkan semua generasi dalam mewujudkan perfilman yang berdaya saing global.

Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), kebudayaan dan ekonomi dibahas dalam Pasal 32 dan Pasal 33, yang menegaskan pentingnya peran budaya dalam memperkuat identitas bangsa serta ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan nasional.

Hari Film Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden (KEPRES) Nomor 25 Tahun 1999, yang menandai pentingnya industri film dalam memperkuat kebudayaan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.

Gunawan Paggaru menegaskan bahwa Perfilman Indonesia harus terus berkembang sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional yang mengedepankan kolaborasi dan inovasi.

Peran Badan Perfilman Indonesia (BPI)
Sejalan dengan tugas BPI yang diamanahkan oleh Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman dalam Pasal 69, BPI meluncurkan logo resmi Hari Film Nasional sebagai simbol kolaborasi dan komitmen bersama untuk membangun ekosistem perfilman yang lebih kuat dan berdaya saing global.

Dengan peluncuran logo dan tagline HFN 2025 ini, BPI mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama merayakan film sebagai bagian dari sejarah, budaya, dan masa depan Indonesia. Karena sejuta kisah yang lahir dari berbagai daerah, perspektif, dan pengalaman, pada akhirnya menyatu dalam satu Indonesia yang kaya akan keberagaman dan semangat kebersamaan.

Tentang Hari Film Nasional
Hari Film Nasional diperingati setiap tanggal 30 Maret untuk mengenang dimulainya produksi film Indonesia pertama, Darah dan Doa (1950), karya Usmar Ismail. Perayaan ini menjadi momen untuk mengapresiasi perkembangan industri film nasional sekaligus merumuskan langkah strategis bagi masa depan perfilman Indonesia. HFN ke-75 tahun 2025 menjadi tonggak sejarah untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi dalam membangun ekosistem film yang lebih berkelanjutan dan mendunia.

Badan Perfilman Indonesia