Kategori

BPI

Seminar Perfilman: Film Sebagai Jendela Budaya

1 Februari 2025
Oleh: Humas BPI

Estimasi dibaca dalam 1.1 menit

Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kembali mengukuhkan perannya dalam pengembangan seni dan budaya nasional dengan menggelar Seminar Perfilman Nasional 2024. Seminar yang bertajuk Film sebagai Jendela Budaya: Meneguhkan Identitas di Era Global ini berlangsung selama dua hari, Kamis hingga Jumat, (28-29 November 2024), di Laboratorium Multi Matra, Kampus II ISI Surakarta, Mojosongo.  

Acara ini secara resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang juga memberikan keynote speech. Seminar ini diselenggarakan atas kerja sama antara Kementerian Kebudayaan, Badan Perfilman Indonesia (BPI), dan ISI Surakarta.  

Ketua pelaksana seminar, Sri Wastiwi Setiawati, yang juga menjabat Wakil Dekan Bidang Akademik FSRD ISI Surakarta, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting bagi penguatan ekosistem perfilman nasional. “Kami berharap seminar ini menjadi ajang strategis untuk merumuskan arah kebijakan perfilman, termasuk pembaruan Undang-Undang Perfilman dan strategi penguatan pendidikan perfilman,” ucapnya dalam rilis resmi.  

Berbagai narasumber lintas bidang ilmu hadir dalam dua forum panel. Forum panel I menghadirkan Rina Yanti Harahap, dari Institut Kesenian Jakarta, serta Tito Imanda, dari Badan Perfilman Indonesia. Sementara itu, forum panel II menampilkan Naswan Iskandar, dari Badan Perfilman Indonesia, R.M. Pramutomo dari ISI Surakarta, dan Dyna Herlina Suwarto, dari Universitas Negeri Yogyakarta. Diskusi di kedua forum dipandu oleh moderator Judith J. Dipodiputro, Sekretaris Umum BPI.  

Pada acara ini juga dilakukan penyerahan simbolis hibah proyektor Digital Cinema Package (DCP) dari Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) kepada Rektor ISI Surakarta. Hibah ini diharapkan dapat mendukung pengembangan fasilitas pendidikan perfilman di kampus tersebut.  

Seminar ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, mahasiswa, pegiat dan komunitas film, asosiasi perfilman, praktisi, perwakilan SMK jurusan multimedia, serta stakeholder lainnya.  

Melalui seminar ini, diharapkan terjalin kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat identitas budaya melalui perfilman, sekaligus mempersiapkan perfilman nasional menuju era Indonesia Emas 2045. (Ril/Ase)