Kategori

BPI

Diskusi BPI di Pesta Film Solo 2017

16 Mei 2017
Oleh: Admin

Estimasi dibaca dalam 1 menit

Pada 11-13 Mei lalu diselenggarakan Pesta Film Solo edisi ke-7 (PFS #7). Acara yang dikelola oleh Kine klub FISIP Universitas Sebelas Maret , Solo (Kine UNS) adalah layar pemutaran alternatif yang disuguhkan bagi pecinta film dari berbagai daerah, khususnya Solo. Kine UNS adalah UKM yang berfokus pada kegiatan apresiasi film, dan tahun ini Kine UNS mengangkat tema Ruang Kaca dan tagline Refleksiakan Persepsi. PFS #7 melihat film sebagai wujud representasi dari keinginan pasar maupun idealisme pembuat film.

Sebagai bagian dari program PFS #7, Kine UNS mengadakan acara Temu Komunitas Film yang tahun ini dihadiri 170 orang dari 20 komunitas. Salah satu diskusi Temu Komunitas PFS #7 mengupas kehadiran Badan Perfilman Indonesia dan kaitannya dengan komunitas film. Mengundang Dimas Jayasrana selaku Ketua bidang Festival internasional dan hubungan luar negeri, diskusi ini berjalan santai dan hangat.

Dimas menjelaskan mulai dari proses Rapat Paripurna BPI di bulan Februari lalu hingga mengupas posisi BPI di ekosistem perfilman Indonesia, termasuk kaitannya dengan kegiatan komunitas film. Dimas menegaskan, sejak Rapat Paripurna lalu, komunitas film adalah unsur resmi dari BPI yang memiliki hak suara. Bagaimanapun peran komunitas film dalam perfilman Indonesia adalah nyata.

Diskusi yang tidak terasa berjalan selama 2 jam, menyuarakan banyak hal termasuk sikap optimis mengenai perkembangan perfilman Indonesia yang tidak melulu menjadikan industri sebagai parameternya.

"Ini adalah ritual tahunan PFS untuk menghadirkan wacana skala nasional namun memiliki relasi kuat dengan kegiatan komunitas film seperti kami. Bahwa kami percaya komunitas film juga harus menyadari posisi mereka di ekosistem perfilman Indonesia; kontribusi besar yang selama ini sudah diberikan kepada perfilman Indonesia", ungkap Aninditia, salah satu panitia PFS #7.