
BPI
Rapat Paripurna BPI 2017
Pada 20-23 Februari 2017, Badan Perfilman Indonesia (BPI) menyelenggarakan Rapat Paripurna untuk memilih pengurus periode ke-2, sejak pertama kali didirikan pada tahun 2014. Dimulai dari masa persiapan selama 8 bulan, panitia pelaksana membuka peluang bagi semua unsur perfilman Indonesia untuk turut serta dalam Paripurna ini.
Tercatat ada 45 organisasi akan terIibat dalam Paripurna BPI kali ini dari Aceh hingga Papua, dari organisasi-organisasi yang telah puluhan tahun membangun perfilman Indonesia, seperti KFT (Karyawan Film dan Televisi), PPFI (Persatuan Pemsahan Film Indonesia), PARFI hingg yang lebih muda seperti APROFI (Asoslasi Produser FIIm Indonesia), IFDC (Indonesian Film Director’s CIub), RAI (Rumah Aktor Indonesia), serta komunitas-komunitas film yang berperan besar dalam pengembangan perfilman di masyarakat seperti JKFB (Jaringan Kerja Film Banyumas) dan Kineforum-DKJ.
Menurut Dewi Umaya selaku ketua panitia pelaksana, proses panjang verifikasi harus dilalui untuk menghasilkan validitas keikutsertaan semua unsur tersebut.
"Verifikasi atas para calon peserta akan dilakukan oleh Tim Verifikasi dan kemudian mendapatkan undangan resmi untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam Rapat Paripurna”, jelas Dewi.
Rapat Paripurna ini menghasilkan kepengurusan baru untuk periode 2017-2020. Chand Parwez terpilih sebagai Ketua Umum Produser, dengan didampingi oleh Dewi Umaya sebagai Wakil Ketua Umum. Pengumuman ini disampaikan pada Kamis (23/2) lalu dalam Rapat Paripurna BPI 2017 yang digelar di Hotel Santika, Jakarta.
Selain kedua nama di atas, pengurus lain yang terpilih adalah pembuat film dan antropologis Tito Imanda sebagai Ketua Penelitian dan Pengembangan, pegiat film Alex Sihar sebagai Ketua Advokasi Kebijakan, produser Leni Lolang sebagai Ketua Festival Dalam Negeri dan Penghargaan, programmer Dimas Jayasrana sebagai Ketua Festival Internasional dan Hubungan Luar Negeri, pegiat film Lalu Rois Amri sebagai Ketua Promosi Lokasi, Ketua Paguyuban Artis Film Indonesia HRM Bagiono sebagai Ketua Perlindungan dan Mediasi, kritikus Adrian Jonathan Pasaribu sebagai Ketua Apresiasi, Literasi dan Pengarsipan, sutradara Gunawan Paggaru sebagai Ketua Organisasi dan Jaringan, komponis Tya Subiakto sebagai Ketua Informasi dan Komunikasi, serta sutradara Agung Sentausa sebagai Ketua Fasilitas Pembiayaan Film.