Kategori

Perfilman

PROFILING INDUSTRI FILM INDONESIA Bercermin pada masa lalu, Merencanakan masa depan

1 Maret 2023
Oleh: Humas BPI

Estimasi dibaca dalam 3.4 menit


Pada kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan Perfilman Nasional terbilang cukup menggembirakan. Tren positif ini terlihat dari beberapa indikator, antara lain jumlah produksi film dan jumlah penonton. Pada tahun 2018 jumlah produksi film nasional sebanyak 132 judul dengan 51,2 juta penonton. Tahun 2019 jumlah produksi film nasional sebanyak 129 judul dengan penonton relatif tetap seperti tahun sebelumnya sebanyak 51,2 juta penonton. Pada saat pandemi COVID-19 bergejolak hebat kurun tahun 2020 hingga tahun 2022 pertumbuhan Perfilman Indonesia terbukti mampu bertahan dengan kondisi dinamis yang terlihat pada tahun 2020 jumlah produksi film melonjak tajam mencapai 289 judul dengan sekitar 19 juta penonton. Tahun 2021 jumlah produksi film menjadi sekitar 36 judul dengan 4,5 juta penonton, dan pada tahun 2022, jumlah produksi film kembali tumbuh menjadi 47 dengan raihan lebih dari 24 juta penonton. Pada tahun 2022, setelah lebih dari dua tahun dihantam pandemi COVID-19, film-film Indonesia kembali meramaikan layar bioskop. Setidaknya tercatat lebih dari 10 (sepuluh) film karya insan Perfilman Indonesia yang berhasil meraih lebih dari satu juta penonton. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tontonan film Indonesia, namun juga merupakan pencapaian gemilang berupa raihan sekitar 61% market share penonton film di Indonesia, mengungguli capaian market share film impor yang hanya memperoleh sekitar 39% saja. Hal ini merupakan prestasi tertinggi sepanjang sejarah Perfilman Indonesia. Capaian prestasi gemilang di akhir tahun 2022 merupakan momentum penting yang mengokohkan Perfilman sebagai industri dan pranata sosial yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan menjadi lebih kuat dan lebih maju, walaupun masih harus menghadapi berbagai tantangan.

Penetapan 30 Maret sebagai Hari Film Nasional (HFN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999, di mana pada 30 Maret 1950 untuk pertama kalinya sebuah film diproduksi oleh perusahaan Indonesia dan disutradarai oleh orang Indonesia. Tahun 2023 merupakan peringatan ke-73 tahun Hari Film Nasional (HFN), momentum baik ini coba diterjemahkan bersama-sama oleh Ketua beserta Pengurus Badan Perfilman Indonesia periode 2022 – 2026 untuk mengevaluasi setiap tahunnya bersama dengan semua pemangku kepentingan di dunia perfilman nasional sejauh mana keberhasilan film nasional kita, selain itu melaui peringatan Hari Film Nasional harapannya juga sebagai ajang pertemuan semua stakeholder untuk saling berbagi informasi sebagai landasan evaluasi kegiatan-kegiatan perfilman di Indonesia, serta mengumpulkan saran atau masukan dari semua pihak guna kemajuan ekosistem perfilman nasional, mengingat saat ini capaian market share menempati titik yang sangat menggembirakan dari bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan baik itu industri, sampai dengan giat komunitas di berbagai wilayah Indonesia. Lebih lanjut disampaikan oleh Gunawan paggaru, Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) peringatan HFN 2023 bisa menjadi agenda pembuka bukan sekedar ajang perayaan pesta tahunan namun menjadi agenda rutin setiap tahunnya untuk pertemuan semua stakeholder perfilman dari semua unsur.

         Kegiatan peringatan Hari Film Nasional (HFN) 2023 diselengarakan oleh Badan Perfilman Indonesia (BPI) bekerjasama dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Ditjenbud, Kemdikbudristek. Mengusung tema PROFILING INDUSTRI FILM INDONESIA "Bercermin pada masa lalu, Merencanakan masa depan". Berlokasi  di Gedung film Jl. Letjen M.T. Haryono No.Kav. 47 Pancoran Jakarta Selatan, akan ada banyak agenda kegiatan yang dilaksanakan terbagi beberarap sesi, mulai tanggal 6 s/d 11 Maret 2023 tepatnya di auditorium Gedung film lantai 2 dibuka mulai jam 09.00 s/d jam 17.00 WIB terbuka untuk umum, terdapat acaran pameran yang berisi tentang Pendidikan, teknologi film, dan juga pameran buku-buku film serta bedah buku, agenda konferensi film juga terselenggara diruang yang sama dengan focus pembahasan berbeda setiap harinya, selain itu ada juga ruang-ruang kelas yang didedikasikan untuk asosiasi-asosiasi profesi, komunitas film, festival-festival film bertemu dalam satu forum rembug membahas tentang perkembangan film nasional, untuk mengikuti acara konferensi dan workshop panitia akan membuka pendaftaran secara online yang dapat diakses melalui media sosial BPI, hal ini dilakukan mengingat kapasitas/daya tamping ruang konferensi yang terbatas. Agenda berikutnya akan dilanjutkan ditanggal 15 s/d 18 Maret 2023 penggodogan materi yang didapat dari hasil konferensi yang kemudian ditujukan untuk melahirkan naskah akademis dan hasilnya akan dikembalikan kepada insan film kemudian juga menjadi rekomendasi untuk pemerintah apa saja yang perlu dilakukan dan bentuk dukungan apa saja yang perlu diberikan kepada ekosistem perfilman Indonesia. Puncak acara peringatan Hari Film Nasional (HFN) 2023 akan diselenggarakan sarasehan film pada tanggal 30 Maret  dengan agenda mempresentasikan hasil penggodokan materi konferensi yang sudah dibukukan, puncak acara ini diharapkan dapat dihadiri oleh seluruh stakeholder dan para pemangku kepentingan untuk saling sumbang saran kemajuan film nasional. Seluruh agenda kegiatan ditanggal 6 s/d 11 Maret dilaksanakan secara hybrid guna mengakomodir kebutuhan informasi untuk seluruh insan perfilman yang tidak dapat hadir ke Jakarta.Acara akan ditayangkan melalui kanal Youtube badan Perfilman nasional.


Topik pembahasan dalam konferensi tanggal 6 s/d 11 Maret 2023 diantaranya :

Keynote Speakers : Arah Kebijakan Perfilman Nasional

 1.     Kebijakan dan Standar Pendidikan Tinggi Film Nasional.

 2.     Kebijakan dan Standar Pendidikan Menengah Film Nasional.

 3.     Standar Kerja dan Optimalisasi Pelaku Industri Film Nasional.

 4.     Kode Etik Profesi Perfilman Indonesia.

 5.     Hubungan Industrial Perfilman Nasional.

 6.     Pengembangan Pasar Film dan Persaingan Usaha.

 7.     Filming in Indonesia.

 8.     Perizinan Produksi, Ekshibisi, dan Sensor Film.

 9.     Pengarsipan dan Akses Data Film

 10. Tata Kelola Penyelenggaraan Festival

 11.  Pengembangan SDM dan Penguatan Komunitas Film

 12. Harmonisasi Undang-Undang dan Peraturan Terkait Perfilman.

 13. Profiling Industri Film Indonesia.

 

      Agenda konferensi menghadirkan 50 pembicara dari semua aspek pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pelaku usaha, pelaku pendidikan profesi, komunitas film, dan penyelenggara kegiatan yang lain.  Seluruh rangkaian acara pada peringatan Hari Film Nasional (HFN) 2023 diharapkan bisa menjadi wahana bertukar pikiran, publikasi dan sosialisasi kebijakan, program, dan kegiatan terkait Perfilman dari pemangku kepentingan Perfilman kepada masyarakat Perfilman khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya, dengan tujuan besarnya Menghasilkan dokumen rekomendasi penguatan dan pengembangan Perfilman Nasional.